Sabtu, 14 November 2009

WHO KNOW THE FUTURE?

Entah bagaimana aku jadi ingat kalo dulu aku sama sekali tidak pernah memperkirakan masa depanku seperti sekarang ini. Aku tau sih, banyak hal2 buruk yg bisa saja akan menimpa kita. Tapi tidak menyangka saja kalo bentuknya seperti ini. Yang lebih tidak disangka lagi adalah ‘aku’ menganggap ini sbg hal yg buruk. Bagaimana aku tdk heran? Di masa lalu, orangtua dan embel2nya bagiku Cuma hiasan nama. Well, setiap kali memperkenalkan diri paling tidak aku pasti mengikutkan nama ortuku. Soalnya dulu aku pernah ditanya `waktui kecil` nama ortuku siapa dan aku gak bisa jawab. Saking tajirnya nama ortu waktu itu, tanpa kusebutpun mereka sdh tau.Yg akhirnya aku nmalah balik nanya ke orang lewat, gini: ‘yg punya supermarket ini siapa ya, namanya?”
Malu2in bgt’kan? Makanya tiap kali berkenalan, aku langsung nyebut nama ortu.
Saking gak pentingnya ortuu untuk aku di saat itu. Bangga sih, sama mereka. Tapi gak merasa sedih tuh, kalo ditinggal mereka. Itu dulu!!! Sekarang baru kena deh! Rasanya pingin meng’set-up perasaan aku thp mereka kembali seperti dulu. Tapi, udah gak bisa lagii! Seiring waktu Tuhan malah memperlihatkan sisi2 ortu yg gak aku tau sebelumnya. Membuat aku merasa keberadaan mereka lebih dekat dan lebih ril. Lucunya, itu malah terjadi setelah mereka bercerai dan aku hrs bolak-balik kje rumah papi-mami. Di saat mereka udah gak bisa lagi aku ‘pegang’ .Menyesal selalu di belakang emang. Tapi, anggap saja ini hukuman yg harus saya terima karma sdh merehkan keberadaan dan arti seorang ortu. Maksud saya, dua orang.

AKU TAHU!

Aku tahu. Pasti. Bahwa dia TIDAK. AKAN. PERNAH. Mencintaiku ! Entah bagaimana, aku bisa merasakannya. Aku tahu itu dari dulu. Mungkin ini mukjizat, bisa juga bukan. Tapi aku bisa merasakan perasaan lawan bicaraku, nyaris seperti empathy. Hanya saja aku tidak begitu percaya hal2 seperti itu hingga menyebutnya analisis yg nyaris tak pernah meleset. Well, sebelum ini tidak pernah. Tapi siapa tahu di masa akan datang, aku bisa saja salah. Atau itulah yg selalu kuharap setiap kali menganalisis-nya. Bahwa aku bisa saja salah, ini bukan empathy, tidak mungkin dia tidak mencintaiku. Ok, bukan sekarang, paling tidak nanti, atau pernah ?. Tapi aku tahu, nyaris sadar, kalau saat ini aku hanya menghibur diri. Well kalo tdk, apalagi yg bisa membuatku bertahan ?
Rasanya hancur setiap kali melihatnya, berbicara dgnnya dan lagi-lagi empathy-ku menegaskannya. Berulang kali.
Tidak ada cinta, dia tidak mencintaiku Tidak sekarang juga tidak nanti. Tidak ada harapan untukku
Aku hancur… hanya bisa berdiri tegak, dan tersenyum. Agar orang lain tak pernah tahu. Bahwa AKU pecundang yg kalah dgn amat menyedihkan.
Selalu seperti itu. Setiap kali. Dan entah masih berapa kali lagi aku harus berhadapan dgnnya? Selama hidupku.
Aku takut berhadapan dgnnya. Takut mendengar suaranya. Takut melihatnya bahkan takut mengingatnya. Karma hanya mengulang kehancuranku. Mungkin kata hancur sedikit berlebihan, tapi itulah tepatnya yg kurasakan. Seperti batu karang yg perlahan-lahan terkikis ombak. Mengulang rasa sakit itu, seperti bunuh diri berulang kali. Aku takut. Tapi tak bisa mengemukakan alasan yg tepat utk tidak menemuinya lagi. Ingin rasanya meninggalkan dia begitu saja utk selamanya. Selain mati, rasanya tdk ada alasan lain yg cukup masuk akal utk itu. Bagaimana membuat orang di sekitarku mengerti mengapa aku tak mau berada di dekatnya. Mengapa aku sebisa mungkin tdk ingin melihatnya lagi. Tidak ingin membicarakannya, atau berbicara dgnnya. Mudah saja kalau aku mau berterus terang pada mereka. Tapi aku tidak mau.
Aku tak mau mengakui kekalahanku. Tdk mau mengakui kelemahanku. Rasa sakitku. Yg akan semakin dalam dan melebar jika berada semakin sering dan semakin dekat dgnnya. Aku tak ingin dia tahu. Cukup aku dan hatiku.

MASALAH TIM-KPS

Entah mengapa 2 karyawati lainnya Yayuk dan Nining kadang klop kadang kayak air vs minyak. Yayuk yg males ngerjain hal2 remeh macam bersih-bersih ato nyupir (nyuci piring) membuat Nining yg selalu dapat jatah ngerjain hal2 remeh tsb (ditemenin aku tentunya) jadi bete oleh sikap Yayuk en Yuni yg sok profesional. Type wanita karir jaman sekarang yg ogah terjun ke dapur dan lebih milih duduk di belakang meja ngutak-atik komputer. Itulah Yayuk dan Yuni.
Sebaliknya dgn Nining yg tipe gadis rumahan. Nggak tahan liat lantai yg kotor, meja yg berdebu ato dapur yg seperti kapal pecah.
Note: Kami nggak punya office Boy, jadi yg ngerjain semua hal2 remeh tsb hanya aku dan Nining.
Tapi ada saat dimana Yayuk dan Nining kompak, yaitu saat mereka berdua sama2 bete dgn sikap yuni yg ngebossy.
Aku? Aku udah pernah tinggal satu kos dgn Yuni selama dua tahun, jadi udah paham sifatnya luar dalam. Sekarang aku sudah bisa berkelit dari sifat ngeboss-nya Yuni. Juga sudah membangun benteng pertahanan dari gelombang sinyal remote control si Yuni.

TIM KERJA PUTUS SAMBUNG

Salah satu minusnya jadi perempuan adalah sulitnya mempertahankan solidaritas, tenggang rasa dan kekompakan dalam tim kerja. Maklum, yg namanya cewek, pasti banyakan mulutnya ketimbang tangan yg bekerja.

Itu pula yg kualami selama dua tahun ini. Aku kerja di bidang perbankan sih, udah 4 tahun. Tapi, dua tahun sebelumnya pegawai yg bergnre cewek cuman aku seorang. Jadi deh, aku wanita tercantik di kantorku ^_^. Sampe terjadinya perombakan besar-besaran di kantorku. Kami yg semula bermukim di daerah, kini bermarkas di pusat kota. Otomatis jumlah pegawaipun ditambah. Dan menuruti selera konsumen yg notabene tua-tua keladi, bosku merekrut 3 karyawati cantik yg berbuntut masalah demi masalah.

Masalah 1 : Yuni yg gayanya bonafid abis, pindahan dari perusahaan maskapai penerbangan. Tidak merasa cocok dgn Pak Manager kami yg menurut aku sebenarnya sifatnya nggak jauh beda dgn si Yuni ini. Cuman bedanya yg satu cowok, satunya cewek. Mereka tipe diktator alias ngebossy dan gak suka menjadi pesuruh. Tapi kalo yg ngasih perintah adalah Big Boss, jangankan cuman ngurus berkas, mendaki gunung Himalaya pun mereka sanggupi. Nggak suka ngeluarin duit kecuali ada maunya di belakang hari. Meski gajinya jutaan, tetap aja lebih suka minta ditraktir sama kami2 yg cuman dapat gaji ratusan. Bener2 penuh perhitungan, deh!. Giliran kalo ada salahnya, langsung pasang tampang tak berdosa. Aku sebel tapi harus kuakui kinerja mereka, oke punya! (walau yg menyuruh harus Big Boss dulu!)

LOVING HIM PART4

Tapi seperti dugaanku, tinjunya hanya melayang di udara

Dia lalu membalikkan badan dan menyuruhku pergi

Aku senang karena dugaanku tak meleset

Dia tidak menakutkan. Dia bukan horor

Esoknya aku menyapa dia di sekolah

Kuabaikan tatapan ngeri orang-orang di sekitar kami

Aku diam menunggu balasan sapa darinya

Tapi dia berlalu begitu saja.

Namun samar-samar aku mendengar suaranya.

“Hoi” bisiknya.

Akupun tertawa.

LOVING HIM PART3

Bahkan aku yg pemalu tak bisa berhenti memandangnya.

Menikmati keindahan alam, alasanku setiap kali mencuri pandang kearahnya

Dia memang pernah menghardikku. Tapi kupikir itu hal yg wajar

Siapapun akan marah jika dipandangi terus menerus

Aku justru memanfaatkan kesempatan itu.

Dia menantangku berkelahi, dan aku menerimanya.

Dia menungguku sepulang sekolah, akupun bolos di jam terakhir.

Dia mendekat, aku juga mendekat

Dia mengepalkan tinju, akupun begitu, namun hanya utk menghadangnya

Sama sekali tdk ada keinginan utk menghajarnya.

Bagaimana mungkin aku bisa?

LOVINGN HIM PART2

Tidakkah mereka melihat apa yg kulihat?

Seorang anak lelaki yg berkulit putih bak pualam

Bermata biru seperti langit cerah

Berambut kecoklatan yang menyilaukan kala tertimpa sinar surya

Setiap helainya begitu lembut laksana awan kala disentuh

Bibirnya merah, lebih merah dari warna bibirku.

Badannyapun hanya sedikit lebih tinggi dari badanku.

Ototnya yg kupikir wajar dimiliki setiap anak lelaki seumur dia

Bagaimana bisa mereka memalingkan muka darinya?

Bagian manakah dari tubuhnya yang membuat orang benci memandangnya?

LOVING HIM

Dia hanyalah orang biasa.

Tak punya titel lain selain 'preman'

Tak punya julukan lain selain 'orang barbar'

Punya otot tapi tak seperti Ade Ray

Punya lompatan yg tinggi, tapi tak setara Michael Jordan

Punya tinju tapi tak sebanding Mike Tyson

Sungguh biasa-biasa saja.

Tapi mengapa orang takut padanya?

Mengapa guru melarangku bergaul dengannya?

Mengapa sobatku menjauhkan aku darinya?

Mengapa kakakku memelototinya seolah ingin menelannya?

Mengapa semua orang berusaha membuat jarak dgnnya ?

LOVING PARENTS

Sebenarnya cinta ortu kepada anaknya itu gimana, ya?
Jujur saja, kalau di duniaku sih, yang namanya cinta karena hubungan darah tuh, nggak ada! Dari kecil ortuku sudah memperlihatkan itu pada kami, anak-anaknya. Yang diberi penghargaan dan yang mendapat lebih perhatian dan cinta adalah yang mampu mengambil hati mereka. Itu bisa kekasih, karyawan atau kucing di pinggir jalan juga nggak papa. Yang pasti kami yg merupakan anak dari orang yg nggak mereka cintai sama sekali nggak kebagian jatah yg satu itu. Padahal yg salah itu kan mereka dulu. Coba mereka menikah dgn orang yg mereka cintai, tentunya kami nggak usah lahir dan mereka bisa mendapatkan anak dari orang yang mereka cintai. Malang amat nasib mereka.

Aku sih, senang-senang saja terlahir di dunia. Meski itu berarti aku berbahagia di atas derita mereka. Tapi masak sih aku harus ikut down, hanya karena mereka nggak bisa mencintai kami. Masih banyak orang di dunia yg bisa kami cintai dan sebaliknya. Tidak harus mengharap dari mereka saja, kan? Moga-moga suatu hari nanti mereka bisa mengerti, bahwa meski kami bukan anak dari orang yg mereka cintai, rasa cinta kami ke mereka nggak kalah dari anak-anak yg terlahir oleh orangtua yg saling mencintai. ceilee...!

Untuk sekarang, aku tidak akan menuntut atau meminta apapun dari mereka selain duit. Ini juga karena aku belum mapan. Kalau sudah mapan, sesenpun tidak akan kuminta, kok!

Dari sini aku bisa ngambil kesimpulan. Cinta itu kadang merusak juga ya? Hanya karena kami bukan buah cinta mereka, akhirnya jadi seperti ini. Dan dengan mengatasnamakan cinta mereka bercerai dan kawin lagi dgn kekasih yg mereka cintai. Meninggalkan anak yg tidak mereka cintai. Padahal hubungan kami semestinya lebih dekat dari hubungan cinta antar pria-wanita. Karena kami adalah darah dan daging mereka.

Tapi..mungkin kalau aku ada di posisi mereka, aku juga akan berbuat yg sama. Apalagi aku sudah menjadi korbannya, rugi amat kalau nggak berbuat hal yg sama. Meski di dalam hati aku terus berdo'a agar tidak mengulang kesalahan yg sama. Aku ingin bisa menjadi orangtua yg mencintai dan dicintai oleh anaknya dengan tulus ikhlas, walau mungkin aku akan dinikahkan dgn pria yg tidak aku cintai. Soalnya anak'kan lebih spesial dari siapapun? Titipan Tuhan, lho!

Rabu, 29 Juli 2009

DtF 4

Untuk Papi, maaf kalo di blog yg kemarin aku nulis yg agak keterlaluan. Waktu itu aku lagi kesal Sekarang sih masih. Tapi udah rada mendingan. Sampe hari inipun aku masih gak bisa nebak apa rencana Papi di masa depan untuk aku. Tapi cuma satu hal yg pasti , apapun yg Papi rencanakan untuk aku, tetap saja yg terjadi hanyalah yg sudah direncanakan oleh-Nya. Kita tidak pernah tahu apa rencana-Nya, tapi aku yakin semua yg sudah dan akan terjadi adalah skenarion yg terbaik yg telah diatur oleh Allah SWT. Aku yakin yg terjadi hanya yg terbaik, karena Dia selalu memberikan yg terbaik untuk hamba-Nya.

Jujur, saya kecewa sama Papi, kecewa sekali. Tapi mungkin ini sudah jadi bagian dari rencana-Nya. Satu-satunya yg aku percaya hanyalah Allah SWT. Hanya Allah yg selama ini jadi penolongku, satu-satunya sandaran hati untuk aku. Sayang, aku tdk mampu membalas kebaikan-Nya.
Guru dulu pernah nyeletuk ke Mami waktu umrah
"Tak ada seorangpun di dunia ini yg bisa membalas cinta Allah SWT".
Sepulang dari umrah Mami menyinggung masalah itu, aku sampai keget. Tdk kusangka kalo Guru juga memikirkan hal yg sama denganku Kata mami sih emang Guru bisa baca isi hati muridnya. Padahal aku cuma ketemu Guru sekali. Hanya sewaktu di ba'iat saja. Waktu aku merisaukan masalah cinta Allah yg tdk mungkin bisa dibalas, Guru sedang umrah, sedang aku ada di rumah. Gak nyangka bisa 'kedengaran' padahal sejauh itu.
Pingin deh supaya Papi juga bisa punya telepati kayak Guru. Bisa ngerti apa yg anak2nya lagi pikirkan. yah gak mungkin bisa sih. Untuk itulah diciptakan ilmu berkomunikasi, ya gak?

Sabtu, 06 Juni 2009

Daughter to Father 3

Papi tega! Bener-benar tega! Masak aku dijodohin lagi!
Apa Papi gak kapok dgn perjodohan yg lalu? Sudah bikin geger seantero kota tetap aja kandas dan malunya naujubillah!!

Semenjak dengar kabar-kabari soal itu aku praktis gak bisa konsen kerja apapun selama 3 bulan ini. Pertama dengar dari istri Papi sih, aku kira baru rencana. Tapi rencana kan bisa batal dan SEMESTINYA Papi musyawarah dulu sama Mami , sama aku! Tapi seenaknya saja Papi langsung masti'in tanggal jadinya, tanpa dengar pendapat aku sama Mami. Aku jadi ragu Papi masih punya hati ato nggak!

Aku ngerti kalo Papi memandang remeh pendapat Mami. (sebagian besar penyebabnya pasti karna mami masih bergantung secara finansial ke Papi, ya kan?) Tapi ini menyangkut masa depan anak kalian berdua, apa salahnya dia juga dilibatkan? Respek dikit sama Mami kenapa sich? Dasar keras kepala!

Kalo di dunia ada kasus anak mati karna bapaknya, pastilah Papi termasuk di dalamnya. Kakakku. Anak laki-laki tertuamu sudah jadi korban. Wallahu alam sih, tapi tetap aja aku curiga dia mati karna keserakahan orang-orang yang mengincar harta dan perusahaan Papi. Dia mati memang sudah takdir, kami ikhlas. Tapi caranya itu lho! Sudah pasti ada yg mengirim black magic ke dia. Entah siapa saya tidak tahu dan tidak berani memastikan. benar-benar ngeri membayangkan kalo orangnya masih ada di dalam lingkup keluarga dan biasa kita tamui. Aku gak tahu kenapa Papi gak mengusut ini. Apa Papi takut kalo pelakunya ternyata orang yg Papi percayai? Dan Papi lebih milih tidak tahu apa-apa? Benar-benar bapak yg baik!!!

Aku waktu melihat jenazah Kakakku, sesaat terlintas rasa iri karna akhirnya dia bisa bebas darimu. Alangkah bahagianya dia sekarang , berada dekat dgn Allah Yang Maha Penyayang. Benar-benar dicintai dan diberi tempat yg bagus di akhirat sana. Memang sudah sepantasnya sih, mengingat seumur hidupnya dia lalui dgn mengabdi pada orangtua yg tidak tau menghargai anak yg berbakti sepertinya. Andai saja Papi-Mami tau berapa banyak airmata yg ditelannya demi kalian.

Dia tidak mau menunjukkan kesedihannya di depan orang lain bahkan ke keluarga dekat sekalipun. Dia tidak mau membuat orang beranggapan yg tidak-tidak tentang Papi-Mami.Dia selalu berusaha menunjukkan pada orang-orang kalau dia baik-baik saja, enjoy! Dia selalu membela kalian di depan orang lain dgn sikap dan perbuatannya. Dia menasihati Papi dan Mami bukan karena ingin ikut campur. Tapi karna hatinya sakit jika mendengar orang-orang membicarakan keburukan kalian. Aku pernah melihatnya menangisi kalian yg tidak juga mau berubah. Meski begitu dia selalu mewanti-wanti aku supaya tidak benci pada kalian. Karna anak yg benci pada orangtuanya tidak akan menjadi 'orang besar'.

Well...setelah kupikir-pikir aku tidak merasa perlu untuk jadi orang besar kok, jadi orang kaya saja sudah cukup!

Sabtu, 07 Februari 2009

DAUGHTER TO FATHER 2

Dear Papi,
Belum lama ini mami sempat tanya2 ke aku. Dia tanya, kenapa aku jadi jarang dzikir. Aku gak tau harus jawab apa karena itu terjadi begitu saja. Aku coba sih, utk mengingat-ingat. Kira-kira kapan terakhir kali aku berdzikir. Barulah aku ingat tentang mimpi-mimpiku waktu itu. Sewaktu aku masih aktif berdzikir

Mimpi itu terbilang unik karena aku melihat dan merasakannya bukan dari sudut pandangku sendiri, melainkan dari sudut pandang orang lain yakni Papi dan Mami. Aneh'kan? Kalo itu mimpiku, mestinya aku melihat dan merasakan dgn sudut pandangku sendiri dong!

Aku yg sebenarnya, meski di dlm mimpi sekalipun, gak bakalan bereaksi ato merespon seperti itu. Aku gak pernah merasa sedih, kecuali kalo lagi kere' padahal ada buku yg pengen gw beli. Aku gak pernah ngerasa sepi ato sendirian, aku malah suka dan senang jalan sendiri, malah teman2 gw yg setengah mati nodong supaya aku gabung dan jalan bareng mereka! Banyak hal yg bisa membuat aku senang dan melupakan masalah yg sudah lalu.

Oh iya, dalam salah satu mimpiku itu, aku merasa marah dan kecewa berat ke Papi. Memang sih, aku pernah merasa kecewa, tapi itu sudah selesai buat aku. Aku udah terima Papi apa adanya kok! Aku gak memendamnya lho, aku sempat bertengkar sama Papi, sering malah gak pernah ketemuan berbulan-bulan. Kapan ya aku nyerah? Udah lupa dech! Aku curiganya sih, mimpi ini semacam empathy. Biar aku bisa ngerasain perasaan dan isi hati Mami. Soalnya dalam mimpi itu aku jadi Mamii yang lagi marah dan bertengkar sama Papi. Di lain waktu aku mimpi menjadi Papi yg sedih karena merasa sendiri dan kesepian.

Waktu terbangun, aku sampe nangis segala. Padahal aku tidur dgn perasaan gembira. Soalnya aku lagi pingin coba mengamalkan cara bertemu Rasulullah SAW dlm mimpi. Aku sudah berusaha memenuhi syarat-syaratnya. Baca 1000x surat Ikhlas ato baca shalawat tertentu 10000x, waktunya juga udah pas ;malam jum'at. Tapi aku malah mimpi menjadi Papi dan Mami yg bikin aku penasaran sampe sekarang. Rasanya seolah2 diberitahu,
'Kalo lu belum bisa membahagiakan orangtua, jgn mimpi mo ketemu Rasul!'
Hiks.. sedih deh..

Aku mana bisa bahagiakan mereka. Cari cara utk membahagiakan diri kalian sendiri dong! Apa sih yg kalian perlukan untuk bahagia? Kalo aku asalkan masih bisa baca komik dan nonton anime en masih hidup normal sehat walafiat, aku sudah bahagia! Aku gak ingat tuh, kalo kebahagiaanku tergantung pada orang lain. Kalo masalah duit, lain lagi.
Tapi Papi udah punya banyak duit, apalagi sih yg papi mau?
Anak? Bukannya Papi udah punya banyak?
Istri? Papi sudah kawin empat kali (ini yg sepengetahuanku)

Cinta? Maaf saja, tapi yg ini diluar kemampuanku. Aku gak mungkin jadi mak comblang! No.Never. Nyari buat diri sendiri saja aku goblok apalagi buat orang lain. Bisa-bisa malah jadi sumber petaka. Masalah yg satu ini harus papi sendiri yg usahakan. Anak-anakmu pasti mendukung kok, Meski mereka bilang tidak sekalipun itu sama sekali bukan halangan kan? Papi harus bahagia, Dengan begitu barulah kami rela mengalah. Kalo kami mengalah dan akhirnya Papi tetap gak bahagia kan gak lucu! Kupikir istri Papi yg sekarang sudah jodoh Papi, atau aku yg salah persepsi karena melihat kalian akrab? Entahlah, yg tau itu cuma Allah SWT dan papi sendiri.

Kalo Mami, kayaknya yg jadi masalah dia cuma duit. Insya Allah aku coba usahakan utk memenuhi setiap permintaan2 ajaibnya.

EMMA GP ( ^_^ )

DAUGHTER TO FATHER 1

Dear Papi,
Moga2 aja Papi sempat browsing di net buat baca surat-surat yg gak bakalan pernah nyampe lewat pos ini. Soalnya malasss ngirimnya, mesti ke kantor pos dulu sich.. Kotak pos udah gak berfungsi lagi akhir2 ini, sayang ya?
Tadi pagi, Mami bilang mo panggil tukang buat ngebetulin atap rumah yg bocor. Sebenarnya sih, gak parah-parah amat, cuman air hujan merembes dari pinggirannya. Tembok rumah jadi kelihatan seram kayak di film horor, itu lho...berlumut dan kecoklatan. Tapi yg paling penting untuk menghindari terjadinya korslet, bisa berabe kalo air sampe netes ke kabel2 yg telanjang ato ke ke lubang colokan listrik, iih...ngeri !

BTW yg perlu perbaikan bukan cuma rumahnya Mami saja, lho! Rumah kos tempat si Ceriwis dan si Gembul juga sama trouble-nya. Mana listriknya sering padam. Fasilitas umum yg kayak gini mesti diperhatikan! Bukannya bikin bangunan mulu buat orang lain! Anak sendiri malah tinggal di kamar yg bobroknya minta ampun (utk ukuran kaum elite, kamar itu masuk kelas bobrok, lho!) Tapi buat kami yg udah biasa hidup apa adanya sih, kamar itu udah lumayan ^_^ ceileee!

Gak tau kenapa kita2 bisa cuek aja kalo orang mengkritik tempat tinggal kita yg gak sebanding dgn jumlah bangunan dan tanah yg Papi punya. Habisnya...yg banyak uangnya 'kan Papi, bukannya kami. Tapi susah deh ngomomg ama mereka...
Papi bantuin kek supaya kami gak usah sering2 berurusan dgn mereka. Capeq deh..!

Masalah rumah itu tdk penting, tapi yg penting itu kebersamaan. Betul gak? ^_^
Meski rumah kita terpisah-pisah dan tempat kita pulang tidak sama, tapi dalam hati, kita tetap saling mengingat. Contohnya nih, kalo di rumah Papi, aku tetap ingat Mami. Begitu juga kalo tinggal sama Mami, aku tetap ingat Papi. Si Ceriwis dan si Gembul jg pasti sama. Kami kan saudara, gak mungkin salah, deh!

EMMA GP ( ^_^ )

Sabtu, 17 Januari 2009

KORBAN KM TERATAI

Waktu baca di koran tentang KM Teratai yg hilang ditelan ombak di pantai Majene, selat Makassar, aku sama sekali gak mengira kalo ada keluarga yg ikut jadi korbannya. Setelah 2-3 hari berselang semenjak berita itu muncul di koran, baru ada yg ngasih kabar lewat telpon. Mami sampe teriak2 ke aku, "Ani juga ikut, dia juga ikut naik di kapal itu!!" Aku sempat bengong dengernya, kemampuan loading otak aku yg emang lambat malah bikin Mami tambah gregetan. "Aduh, ituu...si Ani yg ngasuh kamu dulu..,"

Ya Ampun aku nyaris gak bisa percaya! Mama Ani yg itu? Yang sempat ngelonin aku, kakak dan adik2ku, yg meski bokap jatuh bangkrut, tapi dia tetap ada men-support kami dgn caranya sendiri. Yg kalo ada acara di rumah dia rela bela2in begadang sampai nginap segala. wanita super yg satu2nya kekurangan dia hanya suami yg selingkuh sama adik majikannya. Padahal akhirnya dia sudah bisa bangkit lagi dari keterpurukannya, sekarang kok malah begini?

Yang aku cemaskan pertama..anak-anaknya. Bapak mereka sudah kabur dgn perempuan lain dan entah berada di mana. Sekarang mamanya gak ketahuan kabarnya masih hidup atau enggak. Berhubung sampai hari ini yg ditemukan selamat cuma laki-laki dan laki-laki, rasanya harapan Mama Ani msh hidup benar2 tipis. Kecuali kalo dia gak jadi naik kapal itu. Biasa kan, di film banyak kejadian yg kayak gitu. Tokoh utamanya yg baik hati secara kebetulan selamat dari malapetaka. Tapi ini bukan film...

Aku jadi makin miris kalo ingat pertengkaran hebat antara istri Bokap yg sekarang dgn Mama Ani. Istri Papi gak mau percaya kalo adiknya selingkuh dgn sopirnya yg sudah beristri dan beranak dua. Kalo tampangnya sepantaran Anjasmara ato Tengku Ryan masih mending. itu alasan dia!

Tapi kenyataannya, anak perawan yg dipasung itu, jangankan aktor, penyamun lewat aja, dipandanginya dgn mata berbentuk love love.Kenapa? karna pergaulannya yg amat dibatasi sampe2 orang terdekatlah yg jadi sasarannya. Aku dulu juga sempat suka sama cowok yg kerja jadi satpam di rumah. Tapi, tampang dia emang OK. Blasteran arab kalo gak salah. Untungnya setelah mami cerai, aku ikut dia. Mami orangnya gaul, aku jadi lebih leluasa dalam berteman.Lebih banyak pilihan dan dari banyak kalangan,~kalangan underground jg ada~.

BTW, seingatku mereka belum pernah ketemu lagi dan gak sempat berbaikan, kalo mikir Papi gak sempat baikan dgn Mama Ani, rasanya gimanaaaa gitu.... Mama Ani baik banget lho, orangnya! Tegar, pekerja keras, benar2 wanita super. Aku yakin dia gak benci ama bokap. Tapi paling tidak aku mau Bokap minta maaf atas kelakuan istri dan adik iparnya ke Mama Ani yg menurut aku benar2 gak fair. Moga-moga aja pahalanya diterima di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosanya. Amin. Allahumma sholli alaa Muhammad wa ala alihi wa shahbihii wa sallim.
PS: kalo mau doanya dikabulkan, sertakan shalawat!